Dua hari yang lalu seorang teman menawarkan sebuah buku, yang sebelumnya sering tergeletak di sekitarku, dengan sebentuk kalimat yang cukup membuatku penasaran dengan isi buku itu, ”Ga, coba baca buku ini. Aku mau tau komentar kamu, karena beberapa orang yang sudah baca buku ini menjadi ”ilfeel” sama laki-laki”. Hm, semoga aja sebuah bacaan yang ringan, yang tidak membutuhkan lots of energy, karena lebih baik istirahat dari segala macam kepenatan untuk beberapa hari ini.
…kutipan 1…
Saat cinta berpaling
Dan hati menjelma serpihan-serpihan kecil
Saat prahara terjadi
Saat ujian demi ujian-Nya terasa terlalu besar untuk ditanggung sendiri
Kemanakah seorang istri harus mencari kekuatan
Agar hati mampu terus betasbih?
(Asma Nadia)
”Catatan Hati Seorang Istri” judul buku itu, ditulis oleh Asma Nadia. Setengah buku itu aku baca dengan cepat, dan sempat terpotong sampai hari berikutnya. Kemudian, aku memberikan komentar sementara atas dampak dari buku itu, ”Hmm…buku yang menarik, makin meyakinkan ku bahwa untuk saat ini membayangkan rencanaku untuk menjadi a happy single women adalah rencana yang lebih pasti, dan lebih menyenangkan, daripada membayangkan kapan dan dengan siapa aku akan menjalani hari-hariku kelak. Aku tidak perlu memusingkan hal-hal yang berkaitan dengan orang lain”. Dan komentarku hanya disambut dengan tawa oleh teman-temanku. Mungkin mereka mengganggap komentarku lebih baik, karena tidak unsur dendam kepada lawan jenisku. Atau mungkin mereka menganggap, ”Wah, aneh juga nih orang!!”. Hah, terserahlah. ..Toh, setiap kita dapat mengeluarkan pendapat secara bebas, asalkan tetap bertanggungjawab.