Setelah Nabi Musa Alaihissalam (As) wafat, kaum Bani Israil (Ya’qub) kembali tertindas oleh kaum Amaliqah. Kaum ini memiliki tubuh sangat besar, kuat, dan kejam. Mereka seperti raksasa. Mereka berdomisili di daerah dekat Baitul Maqdis. Para ulama berpendapat daerah itu adalah Palestina.
Kaum Amaliqah memiliki seorang pemimpin. Namanya Jalut (orang-orang kafir menyebutnya Golied). Tingginya, menurut banyak kisah, 1 mil. Ia berasal dari dinasti Bukhtanashar.
Kaum Bani Israil amat tertindas dengan hadirnya kaum Amaliqah. Sejumlah 400 pembesar Bani Israil ditahan oleh mereka. Rakyat Bani Israil ditarik upeti yang mencekik di negara mereka sendiri.
Tak ada seorang Nabi pun di kaum Bani Israil yang lahir saat itu. Nabi Yasa’ As –generasi Nabi setelah Musa As– telah lama wafat. Hingga akhirnya seorang wanita bernama Hubla melahirkan seorang bayi bernama Syamwil. Syamwil ini diutus Allah Subhanahu wa Ta’ala (Swt) sebagai seorang Nabi yang bertugas
melanjutkan risalah Nabi-nabi sebelumnya.
Kepada Syamwil-lah kaum Bani Israil mengadukan penindasan kaum Amaliqah. Mereka meminta Syamwil As menunjuk seorang pemimpin di antara mereka untuk diangkat menjadi raja yang kelak akan memimpin mereka berperang melawan kaum Amalqah.