Suatu saat saya pernah ditanya oleh seorang kawan. “Ustadz, saya ingin menikah tapi tabungan saya belum cukup dan banyak untuk melangsungkan pernikahan”. Dan jawaban saya waktu itu adalah menyuruh kawan saya ini untuk menabung hingga 3-5 tahun mendatang.
Tahun terus berjalan, dan waktu itupun tiba. Maka kawan saya ini kembali bertemu, lalu saya Tanya, “Apakah antum sudah siap melamarnya?” Kawan saya ini menjawab, “Afwan ustadz, ternyata tabungan saya belum cukup”.
Lalu sambil guyon, saya Tanya kawan saya ini. “Antum ini, mau nabung atau mau nikah?” tanya saya. Ditanya seperti itu, kawan saya ini pun tersipu malu dengan rona wajah yang merah menahan malu? “Yah, maunya sih nikah donk ustadz. Masa nabung terus, nanti gak nikah-nikah,” jawabnya tersipu malu.
Menikah bukan hanya dibayangkan saja, tetapi pastinya akan terlintas dalam benak kita. Boleh saja kita merencanakan hidup ini, memikirkan mimpi-mimpi indah. Nah, persiapan menikah atau berkeluarga tidak hanya dimulai dari satu atau dua bulan sebelum acara resepsi berlangsung. Akan tetapi harus dirancang semaksimal dan sebaik mungkin.