RSS

Monthly Archives: February 2014

Beberapa Tanda Hati yang Mati

1.”Tarkush sholah” Berani meninggalkan sholat fardhu.

2. “Adzdzanbu bil farhi” Tenang tanpa merasa berdosa padahal sedang melakukan dosa besar (QS al A’raf 3).

3. “Karhul Qur’an” Tidak mau membaca Al-Qur’an.

4. “Hubbul ma’asyi” Terus menerus ma’siyat.

5. “Asikhru” Sibuknya hanya mempergunjing dan buruk sangka, serta merasa dirinya selalu lebih suci.

6. “Ghodbul ulamai” Sangat benci dengan nasehat baik dan ulama.

7, “Qolbul hajari” Tidak ada rasa takut akan peringatan kematian,kuburan dan akhirat.

8. “Himmatuhul bathni” Gilanya pada dunia tanpa peduli halal haram yang penting kaya.

9. “Anaaniyyun” tidak mau tau, “cuek” atau masa bodoh keadaan orang lain,bahkan pada keluarganya sendiri sekalipun menderita.

10. “Al intiqoom “Pendendam hebat.

11. “Albukhlu” sangat pelit.

12. “Ghodhbaanun” cepat marah karena keangkuhan dan dengki.

13. “Asysyirku” syirik dan percaya sekali kepada dukun & prakteknya.

Sahabatku, semoga kita dijauhkan dari hati yang mati… 

 
1 Comment

Posted by on February 10, 2014 in hikmah

 

Tags: , ,

Tangisan Imam Hanafi Berjumpa Anak Kecil

Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit, atau populer disebut Imam Hanafi, pernah berpapasan dengan seorang anak kecil yang tampak berjalan mengenakan sepatu kayu.

”Hati-hati, Nak, dengan sepatu kayumu itu. Jangan sampai kau tergelincir,” sang imam menasehati.

Bocah miskin ini pun tersenyum, menyambut perhatian pendiri mazhab Hanafi ini dengan ucapan terima kasih.

”Bolehkah saya tahu namamu, Tuan?” tanya si bocah.

”Nu’man.”

”Jadi, Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar al-imam al-a‘dham (imam agung) itu?”

”Bukan aku yang menyematkan gelar itu. Masyarakatlah yang berprasangka baik dan menyematkan gelar itu kepadaku.”

“Wahai Imam, hati-hati dengan gelarmu. Jangan sampai Tuan tergelincir ke neraka gara-gara dia. Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskanmu ke kubangan api yang kekal jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya.”

Ulama kaliber yang diikuti banyak umat Islam itu pun tersungkur menangis. Imam Hanafi bersyukur. Siapa sangka, peringatan datang dari lidah seorang bocah.

 

 
Leave a comment

Posted by on February 10, 2014 in hikmah

 

Tags: ,

Hal yang Perlu Diperhatikan Agar Urusan Update Status Tidak Merugikan Kita di Hari Kiamat

Saya dapat ini dari pesan WA yang masuk ke Hp, tidak dicantumkan sumbernya. namun jika googling ada yang pernah upload. Pun begitu karena isinya baik dan Insya Allah shahih mari kita ambil manfaatnya.

75555_990x742-cb1389914243Hal yang Perlu Diperhatikan Agar Urusan Update Status Tidak Merugikan Kita di Hari Kiamat

  1. Tesebut dalam mukadimah shahih Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Siapa saja yang meriwayatkan sebuah hadits dariku sedangkan ia mengetahui bahwa itu adalah kebohongan, maka ia termasuk salah seorang pendusta.” Oleh karena itu, jangan publikasikan kecuali hadits yang engkau ketahui kesahihannya, agar tidak terkena ancaman hadits ini.
  2. Tersebut dalam shahih Muslim: “Cukup kejahatan dan keburukan seseorang jika ia menghina atau meremehkan sesama muslim.” Oleh karena itu, berhati-hatilah, jangan sampai mempublikasikan pesan apa pun yang berisi pelecehan atau penghinaan seseorang, atau suku, atau ras, marga, … Meskipun dengan maksud lelucon atau membuat tertawa.
  3. Tersebut dalam shahih Bukhari dan shahih Muslim bahwa Ummu Juraij pernah memanggil Juraij, lalu si Juraij tidak segera merespon panggilan ibunya itu, lalu sang ibu mendo’akan buruk si Juraij, dan terkabulkanlah do’a sang ibu seketika, padahal waktu itu kesibukan si Juraij adalah karena ia sedang shalat. Imam Nawawi menyimpulkan satu pelajaran penting dari cerita si Juraij itu bahwa seorang anak berkewajiban merespon panggilan bapak ibunya, dan itu respon ini hendaklah didahulukan, meskipun dengan mengorbankan shalat sunnat. Oleh karena itu, janganlah urusan update status mengalahkan birrul walidain, betatapun “sibuk”-nya kamu dengan urusan status itu.
  4. Tersebut dalam shahih Muslim: “Dan siapa saja yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah SWT akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat”, oleh karena itu, jika sampai kepadamu informasi tentang keburukan seseorang, hapus dan buanglah informasi itu dan jangan disebarkan, agar engkau beruntung mendapatkan ganjaran dari Allah SWT yang berupa tertutupinya keburukanmu di dunia dan di akhirat.
  5. Tersebut dalam shahih Bukhari: “Bahwa nabi Muhammad SAW pernah melihat seseorang yang tersiksa dengan sebuah besi tajam ditusukkan dari rahang sampai tengkuk, dari mulut sampai tengkuk, dan dari mata sampai tengkuk, lalu beliau SAW bertanya tentang sebab adzab tersebut. Beliau mendapatkan jawaban bahwa sebabnya adalah setiap pagi, lelaki itu keluar rumah dengan satu kebohongan, yang kemudian kebohongan itu tersebar ke seluruh penjuru dunia”, adduuhhh… betapa banyaknya isu-isu bohong tersebar di zaman ini, khususnya di era di mana orang tidak lagi melakukan cross check, adduuuhhh..betapa banyaknya nama-nama palsu di dunia maya…oleh karena itu, ikutilah manhaj Al-Qur’an: tatsabbut dan tabayyun.
  6. Betapa banyak kemungkaran dapat dihilangkan…betapa banyak derita dapat diselesaikan… betapa banyak pula bid’ah bisa dihentikan, semua itu dikarenakan ada kesatuan dan persatuan untuk menghadapinya melalui berbagai tulisan, semua ini terhitung sebagai pintu kebaikan, dan Allah SWT mencintai orang-orang yang berbuat ihsan.
  7. Celaka sekali seseorang yang telah meninggal dunia, sementara dosa-dosanya masih terus mengalir (“dosa jariyah”) ratusan tahun, lebih banyak dari itu atau kurang dari itu, dan dia pun di alam kubur sana, terus menuai adzab atas “dosa jariyah” itu, gara-garanya adalah keburukan yang ia mulai, dilanjut dan disebar luaskan oleh orang-orang sepeninggalnya …Allah SWT berfirman: “Dan Kami tuliskan apa yang telah mereka perbuat dan juga jejak-jejak mereka” (Yasin: 12). Oleh karena itu, jika engkau terperosok dalam kemaksiatan, jadikanlah urusan kemaksiatanmu itu antara dirimu dan Tuhanmu sahaja (rahasiakan dan jangan publikasikan) dan janganlah engkau membantu orang lain dalam bermaksiat kepada Allah SWT.
  8. Semua perangkat dan gadget adalah sarana untuk mengujimu dalam urusan muraqabullah, maka, betapa agungnya rasa takut dan pengagunganmu kepada Allah jika engkau dapat melampaui kemunkaran melalui gadget ini, meskipun dengan mudah kamu dapat mengikuti dan menontonnya, dan meskipun kamu dapat menyendiri dengan gadget itu dengan tanpa pengawasan siapa-siapa. Jika engkau tetap dapat menghadirkan muraqatullah, niscaya engkau termasuk orang-orang yang disifati oleh firman Allah SWT: “yaitu mereka-mereka yang takut kepada Tuhan mereka saat mereka menyendiri”.
  9. Di hadapanmu terbuka pintu dakwah seluas-luasnya, sangat mungkin engkau menjadi seorang aktifis dakwah padahal engkau duduk manis di tempat tinggalmu, hanya dengan menggerakkan jempol tanganmu, maka, koleksilah berbagai hal yang bermanfaat, pilih hadits-hadits yang shahih, potong bagian-bagian dari klip yang berguna, lalu menyebar luaskannya, sebab, siapa saja yang memberi petunjuk kepada kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala yang didapat oleh yang melakukannya.
  10. Ibnu Hajar al-Asqalani berkata: “Sepatutnya seseorang tidak pelit, meskipun dengan dengan melakukan sedikit kebaikan, atau dengan meninggalkan keburukan, betatapun kecilnya, sebab ia tidak mengetahui kebaikan mana yang akan menjadi sebab turunnya rahmat Allah SWT kepadanya, atau keburukan mana yang akan menjadi sebab kemurkaan Allah
 
Leave a comment

Posted by on February 6, 2014 in hikmah

 

Tags: , ,